JAKARTA-MI: Entah karena tekanan tugas sebagai Ketua DPR atau disebabkan banyaknya kecaman atas sikapnya yang membatalkan dua Rapat Kerja Komisi-komisi di DPR, Marzuki Alie mengalami hipertensi. Jika kondisi normal tekanan darahnya hanya 120/80 mmHg, namun Rabu (28/10) ia memngaku tekanan darahnya mencapai 150/90 mmHg.
Marzuki sebelumnya memang belum pernah terjun sebagai anggota DPR. Namun kemudian yang bersangkutan ditunjuk oleh Partai Demokrat sebagai Ketua DPR periode 2009-2014. Bahkan, karir politiknya praktis baru dimulai sejak tahun 2005. Saat itu pun, dirinya langsung menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat.
Hal itu diungkapkan Marzuki di Gedung DPR, Kamis (29/10). “Saya masih Hijau di dunia politik,” kata Marzuki. Untuk itu, ia meminta dimaklumi jika terkadang emosi, karena masalah yang dihadapi Ketua DPR cukup memberatkannya. “Kemarin tensi saya naik memang karena sudah banyak menumpuk,” ujar Marzuki.
Namun, ia mengatakan sudah melatih kesabaran, bahkan ia menginginkan bertutur dan bersikap tenang seperti Presiden SBY. Bahkan waktu tiga tahun sudah dihabiskannya untuk dapat meniru sikap SBY. Namun ia menyadari bahwa dirinya dilahirkan alamiah sedikit ‘keras’.
“Namanya orang Sumatera biasa nada tinggi tapi saya menekan betul supaya bisa berirama. Selama ini saya ikuti gaya irama ngomong Pak SBY yang banyak disukai orang. Alhamduliha sudah berhasil, ya sekarang sudah 78 persen kurang 20 persen lagi lah,” tandasnya.
Dengan tugas yang begitu banyak tersebut, bahkan untuk melihat pemberitaan dirinya di media pun tidak sempat. “Dari pagi sampai sore atau malam saya tidak sempat nonton TV atau baca koran yang numpuk di atas meja,” ungkapnya.
Ia hanya membaca beberapa koran saja yang dibawa pulang, itu pun jika sempat. Ia juga mengatakan, belum terbiasa dengan kondisi sebagai Ketua DPR yang harus dimintai keterangan oleh media setiap hari, bahkan ada kalanya Marzuki mengaku terkejut melihat dirinya dibrondong media.
“Sebelum tidur saya baca, begitu saya baca kadang-kadang Subhanallah, Alhamdulilah, kadang Astaghfirullah, kadang juga Allahu Akbar,” kata Marzuki sembari tertawa.
Memang, awalnya Marzuki mengaku untuk terlebih dahulu memperbaiki sistem di DPR dari dalam, sehingga sempat juga berpikir untuk tidak banyak berbicara di media. “Saya ingin bekerja ke dalam dahulu, tapi ternyata tugas Ketua DPR tersebut sebagai speaker,” tegasnya.
Mengenai pembatalan raker komisi, kata Marzuki, dirinya lebih berpikir bagaimana mempersiapkan agenda raker komisi yang komprehensif. “Rencana kerja harus dirumuskan, dalam komisi ada tiga fungsi, pengawasan, legislasi dan anggaran,” ujarnya.
Marzuki mengungkapkan juga bahwa pimpinan DPR menargetkan seluruh fraksi menyelesaikan Program Legislasi Nasional (Prolegnas) harus selesai sebelum masa sidang ini.
“Prolegnas untuk lima tahun. Prioritas harus benar-benar dibicarakan dengan baik, jangan sampai tidak seperti yang kemarin, yang banyak dibahas yang bukan dari prolegnas,” tukasnya.
Untuk itu, ia meminta agar publik dan media bersabar serta memberikan waktu untuk bekerja kepada DPR. “Kita baru membagi komisi pada enam hari pertama, dianggap tidak bekerja. Sudah dilantik belum menghasilkan apa-apa. Bagaimana kita mau bekerja terus, di satu sisi kita dihajar terus,” pungkasnya. (*/OL-7)
————————————————————
Waduh.., belum genap sebulan masa penyakit sudah bermunculan..? apakah wakil rakyat memang belum dipersiapkan kondisi fisik dan kesehatannya?
masalah kinerja dan pengalaman tentunya menjadi hal sangat penting, karena bila pengalaman tidak ada maka tidak ada bedanya dengan mengangkat rakyat jelata non partisan parpol menjadi anggota DPR
Yang lebih menyedihkan jika yang akan bekerja tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak mau belajar, dan malah membingungkan, baik membingungkan anggota lain juga membingungkan masyarakat
apakah anda juga bingung?
Selamat datang di Indonesia
Filed under: sosial | Tagged: anggota dewan, anggota dpr, anggota DPR MPR, artikel wakil rakyat, berita, berita politik, informasi, kasus anggota dpr, kasus ketua dpr, kinerja dpr, marzuki ali, pelantikan anggota dewan, pelantikan anggota dpr, pimpinan dpr, profesionalisme anggota dpr, profil anggota dpr, sikap ketua dpr, tugas anggota dpr, tugas ketua dpr, wakil rakyat | Leave a comment »